Hadiah di Tengah Kehilangan

Pratam S.Pd
By -
0

 


Dinda selalu bilang kalau hidup itu nggak pernah bisa ditebak. “Mas, kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi. Makanya, jangan lupa bersyukur,” katanya sambil tersenyum manis, seperti biasa.

Reno selalu mengingat kalimat itu, terutama setelah Dinda pergi untuk selamanya. Sebuah kecelakaan mobil yang tak terduga merenggut nyawa istrinya. Hari itu adalah mimpi buruk yang terus menghantui Reno.

“Kenapa harus dia, Tuhan?” gumam Reno dalam tangisnya di malam-malam panjang tanpa Dinda.

Namun, di tengah kehampaan itu, ada Lila. Adik Dinda yang sejak awal selalu ada untuk Reno, menghiburnya, dan memastikan ia tidak terlalu larut dalam kesedihan.
“Mas Reno, kamu harus makan. Kalau Mas sakit, siapa yang bakal jaga Reyhan?” ujar Lila suatu sore, sambil menyiapkan bubur untuk anak Reno yang masih berusia tiga tahun.

Awalnya, Reno hanya merasa berutang budi pada Lila. Gadis itu mengorbankan banyak hal—pekerjaannya, waktunya, bahkan kehidupan pribadinya—untuk membantu Reno membesarkan Reyhan. Tapi seiring waktu, ada sesuatu yang berbeda. Reno mulai melihat Lila bukan hanya sebagai adik ipar, tapi seseorang yang membawa ketenangan di tengah kesedihannya.

“Mas Reno, aku tahu ini berat. Tapi Mbak Dinda pasti nggak mau lihat Mas seperti ini terus,” kata Lila suatu malam, ketika Reno kembali termenung di ruang tamu.

Reno menatap Lila lama. Perasaan bersalah menggerogoti hatinya. Bagaimana mungkin ia mulai merasakan sesuatu untuk adik dari perempuan yang sangat dicintainya? Tapi di saat yang sama, ia tahu bahwa kehadiran Lila adalah satu-satunya alasan ia bisa tetap berdiri.

Waktu berlalu, dan Reno akhirnya memberanikan diri untuk membuka hati.
“Lila, aku tahu ini mungkin terdengar aneh, bahkan salah. Tapi aku rasa, aku mulai melihat kamu bukan cuma sebagai adik Dinda,” ujar Reno suatu malam.
Lila terdiam, lalu menatap Reno dengan mata berkaca-kaca. “Mas Reno... Aku juga nggak pernah berpikir akan ada di posisi ini. Tapi aku tahu satu hal, aku ingin Reyhan bahagia. Dan aku ingin Mas juga bahagia.”

Percakapan itu menjadi awal dari hubungan baru mereka. Meski banyak keraguan dan pandangan negatif dari orang-orang di sekitar, Reno dan Lila yakin bahwa mereka tidak sedang menggantikan Dinda, melainkan melanjutkan hidup dengan cara yang baru.

Pernikahan mereka sederhana, seperti pernikahan Reno dan Dinda dulu. Bahkan, di altar, Reno sempat menatap langit dan berbisik dalam hati, "Dinda, aku akan terus menjaga Lila dan Reyhan. Aku tahu kamu pasti mengerti."

Kini, Reno dan Lila menjalani kehidupan bersama dengan penuh syukur. Setiap kali mereka melihat Reyhan tertawa bahagia, Reno tahu bahwa ia telah membuat keputusan yang benar.


Tags:

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!